Senin, 27 April 2009

Brselingkuh dengan mantan pacar

Awal 1990, gue kuliah di Universitas Negri di Surabaya. gue punya pacar bernama Rini yang umurnya tiga tahun dibawah gue. Kami pacaran lumayan lama, sekitar 4 tahun. Bodinya seksi, cantik dan pintar. Terus terang banyak teman yang cemburu, soalnya gue waktu itu gondrong, kumel dan metal. Maklum gitaris band rock amatiran. Biarpun begitu, rata-rata teman se-band gue sekarang sudah top dan sering tampil di TV. Sebutin saja 3 grup musik asal Surabaya, bukannya sombong, 10 tahun lalu mereka penah ngeband bersama gue. Rini putus sejak gue kembali ke Jakarta (1994) dan bekerja di bank swasta. gue sendiri akhirnya dapat pengganti Rini, dan sudah menikah sejak 1999 lalu.

Tidak disangka, Juli 2001 gue bertemu dengannya. Ternyata ia sudah menikah dengan teman band gue. gue tidak akan menyebutkan nama band-nya, yang jelas mereka sekarang nomor satu dan baru konser bersama grup Inggris di Senayan. Kami pun mengobrol bersama (sama suaminya juga) dan bercerita masa lalu. Mereka tinggal di Bekasi, sedang gue di kawasan Jakarta Selatan. Periode Agustus-September, band mereka tur keliling Indonesia. Waktu itu Rini sedang hamil 5 bulan dan ia tidak mau tinggal sendirian, ia menginap di markas band, yang jaraknya hanya 5 km dari rumah gue, tentu saja ada beberapa kru band yang menemaninya.

gue pun rajin datang, bukannya ngelaba, tapi asyik ngobrol tentang band dan alat musik bersama krunya. Rini kadang ikutan, tapi lebih sering di kamar nonton VCD. Kejadiannya seminggu kemudian. Krunya terpaksa menyusul band ke Palu (Sulawesi), sebab panitia di sana ‘bloon’ tidak mengerti mengeset alat plus panggung. Karena sendirian lagi, gue mengajak Rini menginap di rumah. Toh istri gue sudah kenal dengannya dan suaminya. Oh ya, istri gue tidak tahu kalau Rini itu mantan gue.

Waktu itu Rabu malam. Istri gue sejak pagi ke rumah orangtuanya, sebab ayahnya sakit (padahal hanya kangen) dan baru pulang Kamis siang. gue dan Rini pun mengobrol lagi sambil nonton VIP yang diputar di AXN.
"Kamu masih seneng cewek yang toketnya segede Pamela Anderson..?" tanya Rini iseng.
"Seneng sih, asal kenceng. Cuma kalau kegedean malah ngeri..," jawab gue cuek sambil menyalakan laptop.
"Eh katanya banyak situs porno Indonesia ya..? Bukain dong..!" ujarnya tiba-tiba.
"Entar kalau kepingin gimana..? Banyak setan lewat lo..," jawab gue.
"Udah deh.., bukain dulu..!"

gue tahu Rini dulu termasuk yang punya nafsu besar dalam sex. Jaman pacaran, kami rajin menonton BF bersama supaya menambah pengetahuan. gue pun membukakan situs 17tahun, dan gue membiarkan dia membaca sendiri. Setengah jam kemudian rautnya sudah berubah merah padam.
"Emang bener ada kisah asli kaya gini..?" tanya Rini.
"Lu mau bikin cerita..?" tantang gue.
"Gua nggak bisa ngarang," lanjutnya sambil tangannya menggaruk-garuk selangkangan.
Jangan ngeres dulu, doi pakai long dress ibu-ibu hamil. Dia menggaruk karena memang gatal. Tidak banyak bicara, gue langsung duduk di sebelahnya, dan pura-pura membaca bersama sambil menempelkan ke pipinya.

"Andi, gua bisa horny nih. Tolongin, ya.. tapi janji lo jangan bilang siapa-siapa.."
Jawabannya hanya satu, "Beres.."
gue pun mengusap pahanya sambil mencium pipinya. Eh, dia malah kasih bibir dan melumat lidah gue. Wah, masih galak juga nih anak.
"Ndi, si Roni (suaminya) udah 3 bulan tak mau main. Padahal lu tahu sendiri, orang hamil kan nafsunya gede," kata Rini sambil menggosok celana pendek gue.

Biarpun hamil, body Rini masih cihuy. Kulitnya seputih salju dan susunya lumayan kencang, tidak terlalu besar. Kami pun berpagutan sambil mencopot baju masing-masing.
"Ndi, jangan kaget, ya.." bilang Rini pelan sambil melolosi longdresnya.
Ternyata ia tidak memakai celana dalam.
"Soalnya dari tadi aku udah 5 kali pipis (katanya sih bawaan orang hamil) jadi males pakai. Lagian, lu kan nggak nafsu ama ibu hamil." jawabannya kali ini salah.

Melihat pemandangan itu sangat menggiurkan. Bayangkan, perutnya membuncit dan bulu kemaluannya bertaburan lebat. Padahal dulu gue paling tidak mau kalau melihat cewek gendut, apalagi berbulu lebat. Ternyata seksi sekali.
"Ndi, gua susah posisi macem-macem. Standar aja ya..,"
gue berdiri dan ia duduk di karpet sambil menghisap batang kemaluan gue.
"Gila nih barang. Ditinggal 9 tahun malah tambah gede," katanya diiringi suara slurp.., slurp.
gue tidak dapat menjawab, hanya merem melek keenakan. Dari belasan cewek yang pernah gue tiduri, Rini adalah ‘the best sucker’. Hisapannya lebih kencang dari vacuum cleaner.

Sepuluh menit kemudian giliran gue menyapu. Bulu kemaluannya yang lebat dan tebal ternyata membuat batang kejantanan gue semakin tegang. Posisi gue yang jongkok mendapat pemandangan baru, hutan lebat dengan perbukitan plus gunung kembar. Perutnya yang hamil 5 bulan ternyata membuat sensasi tambahan. Lidah gue pun menerobos bibir vaginanya dan mengenai bagian dalam.
"Aduuh.., itilku kena, terus, jangan ditarik..!" kata Rini sambil tangannya menjambak rambut gue.
Hanya lima menit kemudian ia berteriak, "Ndi.., mau keluar nih. Telan ya..!"
gue jilat cairan yang membasahi vaginanya.
"Gilaa, enak bener. Nyesel nih gua putusin elu," teriak Rini sambil bersandar di sofa.
"Tunggu setengah jam, ya.. Ndi. Entar gantian elu gua puasin."

Kami pun kembali membaca 17tahun, com sambil ngemil Pringles, makanan favorit kami zaman dulu.
"Ndra, lagi dong, cepetan..! Entar istrilu dateng, berabe kan..?"
Kami pindah ke ruang tamu. Kami dulu suka eksperimen di berbagai lokasi. Dapur, taman, loteng, bioskop dan lain-lain. Rini ternyata punya cara baru. Ia menari erotis diiringi lagu Samba Pati-nya Santana. Kemudian menarik kepala gue dan dipaksa menghisap payudaranya. Awalnya enak benar, lama-lama kok ada yang aneh. Tahunya, menetes ASI!
"Gua kan hamil, ya.. keluar dong. Rasanya enak bener kalau keluar. Gua sering maen pakai alat pengisap ASI sambil onani," kata Rini tanpa ditanya.

Ia kemudian mendorong wajah gue dan memencet putingnya hingga ASI menyemprot deras ke wajah gue. Persis seperti gambar di websites lactating. Kemudian ia tiduran dan batang kemaluan gue dijepit di antara payudaranya yang masih menetes susu. Waduh, sensasinya luar biasa. Lalu inilah yang ditunggu. batang kemaluan gue digenggam kencang dan seakan dipaksa masuk liang vaginanya.
"Goyang, Ndi, yang keras kaya dulu..!"
Ternyata vagina cewek hamil itu lebih kencang ketimbang biasa, batang kemaluan gue serasa dipijat.

Selama melakukan senggama, Rini masih mengarahkan putingnya ke wajah gue, hingga susunya menciprati mata. Hampir 20 menit kami bergulat di karpet ruang tamu.
"Ndi, jangan berhenti. Lu tunggu semenit lagi, dan rasain ya..!"
gue kira dia mau keluar lagi. Tiba-tiba terasa penis gue basah. Rini kencing!
"Ndi, jangan dicabut, please.. Gua baru sekarang nih kesampaian."
Ternyata Rini ingin bersenggama sambil kencing. gue pernah baca di buku ‘rahasia memuaskan suami’ teknik ini. Memang hebat. Kalian pada cobain deh. Nafsu gue tidak tahan merasakan sensasi ini.

"Gua mau keluar Rin. Di dalam apa dimana..?" tanya gue tersengal-sengal.
"Di tetekku aja. Biar kulitnya halus dan kencang."
gue cabut batang kemaluan gue dan sama tangannya langsung dijepit ke tengah payudaranya. Beberapa detik kemudian, muncrat lah sperma gue membanjiri gunung kembarnya. Bayangkan posisinya teman. Kaki gue hampir patah, sebab gue berjinjit (Rini kan perutnya hamil) jadi tidak bisa telentang di atasnya.

gue kira permainan telah selesai. Tapi Rini punya sesi tambahan. Batang kemaluan gue yang belepotan peju ditambahkan ASI yang terus-terusan diperas, kemudian diletakkan di dalam tangannya dan diminum. gue yang bengong langsung ditarik dan kami berciuman.
"Biar adil. Gua minum peju, elu minum peju memek dan kita berdua dapat susu."

Kami kembali ke ruang tengah nonton TV sambil makan Pringles. Rasa asinnya dapat mengusir ‘nek minum ASI dan sperma.
"Roni tak suka gaya macem-macem. Mungkin ia kebanyakan main sama fans ceweknya, jadi bosan. Ya.. ini pembalasannya. Cuma, gua cinta Roni," katanya kalem.
gue hanya tersenyum, sebab gue tahu persis fans cewek grup ini banyak sekali. Waktu main di Senayan kemarin, gue kecipratan satu cewek SMA yang body-nya aduhai. Mereka menginap di hotel H yang mewah di Senayan, jadi mudah sekali mengajak fans-nya. Lagian itu hanya fans, pikir gue manajernya.

"Elu masih sering nonton BF nggak? Ini gaya sering gua baca di majalah K dan buku lain. Pingin nyobain, tapi gua kan bukan cewek gampangan. Lagian udah kawin," tukas Rini sambil mengelus batang kemaluan gue.
"Rin, bentar ya.. gua mau kencing nih..!" kata gue.
"Eit.., ntar dulu. Kini giliran elu nyobain."
Ia kembali membuka vaginanya dan menarik batang penis gue.
"Masukkin terus pipis di dalem..!" perintahnya.
gue pun menurut. Waduh rasanya lebih hebat daripada sperma muncrat.
"Enak kan..?" lanjutnya ringan.

Kemudian kami mandi air panas bersama dan tidur. Hanya saja ia tidur di kamar depan, gue di kamar gue. Daripada ketahuan istri bisa perang kaya USA vs Afganistan. Dan sekali lagi dugaan gue salah. Esoknya istri gue datang sambil tersenyum.
"Enak main ama Rini..?" tanyanya.
gue awalnya tidak mau mengaku. Baru kemudian istri gue bilang, "Itu emang rencana kita. Rini udah minta izin. Makanya aku nginep di rumah bokap. Aku sih oke aja, asal nanti kita bisa main bertiga."
gue hanya terbengong.

Baru gue ingat, ternyata istri gue waktu nonton BF tahun lalu bilang ingin threesome. Apakah itu ceweknya dua atau cowoknya dua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar